JABAR MEMANGGIL- Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memulai program penanaman pohon sebagai langkah nyata mengurangi jejak karbon di lingkungan Kementerian Kehutanan. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumpin, Bogor, pada Selasa (17/6), dan menjadi awal dari tradisi baru: menghitung dan mengimbangi jejak karbon institusi melalui penanaman pohon.

Menteri menegaskan pentingnya perubahan dimulai dari diri sendiri. Ia memberi contoh gaya hidup ramah lingkungan yang ia terapkan di rumah, seperti mengurangi plastik dan menggunakan produk alami.

Data dari tim ahli menunjukkan bahwa 60% emisi karbon kementerian berasal dari konsumsi listrik. Karena itu, ia mendorong efisiensi energi sebagai budaya kerja. “Kalau saya tidak ada di ruangan, AC dan lampu harus dimatikan. Ini soal kesadaran, bukan soal biaya,” katanya.

Sebagai kompensasi emisi, Kemenhut menargetkan penanaman hampir satu juta pohon. Tahun ini, ditanam 1.035 pohon di lahan 2,05 hektare di Rumpin, dengan jenis tanaman seperti jambu, durian, petai, dan alpukat. Penanaman juga dilakukan serentak di berbagai wilayah oleh unit kerja lain.

Kegiatan ini diikuti oleh 570 peserta, termasuk pejabat dan CPNS. Menteri menekankan bahwa program ini bukan seremoni, tapi akan terus dipantau dan dikembangkan sebagai bagian dari tanggung jawab kementerian terhadap lingkungan.

Ia berharap aksi ini menjadi contoh bagi instansi lain untuk ikut mengurangi jejak karbon masing-masing.