JABAR MEMANGGIL– Budaya Tempe resmi diajukan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai nominasi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Langkah penting ini dirayakan dalam peringatan Hari Tempe Nasional (HARTEMPENAS) yang digelar di Hotel Salak Heritage, Bogor, Sabtu (14/6).
Perayaan tahun ini diisi dengan Rembug Budaya Tempe, forum nasional yang melibatkan pemerintah, akademisi, budayawan, pengrajin tempe, LSM, dan pelaku industri. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Tempe Indonesia (FTI) bersama mitra seperti PERGIZI PANGAN Indonesia, GAKOPTINDO, YAMMI, FKS Group, dan USSEC Indonesia.
“Luar biasa momentum HARTEMPENAS tahun ini. Rembug Budaya Tempe yang digagas para stakeholder menunjukkan kepedulian besar terhadap tempe higienis dan globalisasi budaya tempe,” tegas Prof. Dr. Hardinsyah MS, Ketua Umum FTI.
Prof. Hardinsyah menegaskan bahwa inisiatif pengajuan Budaya Tempe ke UNESCO sudah dimulai sejak 2014. “Setelah perjuangan panjang berbagai pihak, akhirnya pemerintah mengajukan ke UNESCO. Sekarang kita menanti penetapan resmi di tahun 2026,” ujarnya.
Ketua Umum GAKOPTINDO, Aip Syarifuddin, menyebut Rembug Budaya Tempe sebagai forum penting bagi 170.000 pengrajin tempe di seluruh Indonesia.
“Tempe bukan sekadar makanan, tapi simbol budaya. Hasil forum ini akan kami rekomendasikan ke pemerintah sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia,” tegasnya.
Rembug Budaya Tempe dipandu Prof. Alie Humaedi dari BRIN, membahas tiga topik utama: diplomasi budaya tempe, transmisi budaya ke generasi muda, dan tantangan globalisasi.
Forum menghasilkan empat rekomendasi penting:
1.Tempe menjadi media diplomasi budaya dan disajikan dalam kegiatan resmi pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis.
2.UMKM tempe diberi akses permodalan, teknologi, dan pasar domestik hingga internasional.
3.Riset dan inovasi produk tempe harus diperluas.
4.Budaya tempe masuk dalam kurikulum pendidikan dan dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif.
Walikota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ekspor tempe Indonesia.
“Tempe kini diekspor ke 10 negara. Ini bukti kuliner kita berkelas dunia dan kaya nutrisi. Tempe mampu menggantikan protein hewani,” ucapnya.
Ketua PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Ahmad Sulaeman, menekankan pentingnya tempe dalam Program Makan Bergizi Gratis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Tempe adalah superfood asli Indonesia. Bergizi tinggi dan terjangkau. Harus jadi pilihan utama generasi muda,” katanya.
Di tingkat global, diaspora Indonesia turut mengembangkan tempe. Di Texas, AS, Xenia Tombokan, mantan ahli kimia di industri minyak, kini menjadi pengrajin tempe.
“Jika diedukasi dengan benar, tempe sangat diterima masyarakat AS,” ujar Xenia.
Perintis ekspor tempe, Cucup Ruhiyat, menyebut tempe kini masuk pasar Amerika Serikat, Jepang, Cina, Arab Saudi, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan negara-negara ASEAN.
“Nilai gizi tempe sudah diakui dunia. Ekspor kita terus tumbuh,” jelasnya.
FTI: Jaga Mutu, Angkat Martabat
Forum Tempe Indonesia (FTI) sejak 2008 aktif meningkatkan mutu pengrajin tempe melalui kurasi keamanan pangan.
“Kami telah mengkurasi lebih dari 100 pengrajin tempe dan menampilkannya di situs www.mytempe.id,” jelas M. Ridha, Sekjen FTI.
Jika Anda memerlukan versi cetak untuk media massa atau format siaran pers resmi, saya bisa bantu sesuaikan juga.