JABAR MEMANGGIL- Aksi tak terpuji di lingkungan sekolah kembali terjadi di salah satu sekolah swasta yang berada di kabupaten Garut, Jawa Barat. Kali ini, salah seorang pengurus yayasan yakni Bina Auladi Al Fadhilah secara tiba-tiba mengamuk hingga merusak sejumpah fasilitas milik sekolah di depan sejumlah siswa taman kanak-kanak (TK).
Peristiwa itu terjadi Senin, 6 Mei 2025 pukul 08.30 WIB, dimana seorang orang tua murid berinisial G yang mengantar anaknya ke sekolah TK B Al Fadhilah, menyaksikan langsung insiden tersebut.
"Saat itu, tiba-tiba sebuah mobil masuk ke area gerbang sekolah dengan kecepatan tinggi, hampir menyerempet anak dan istri saya," tutur G saat memberikan keterangan kepada awak media.
Awalnya, pria tersebut turun dari kendaraan dan langsung berusaha masuk ke ruang sekolah dengan paksa. Suasana menjadi kacau setelah terdengar teriakan kasar dan suara benda-benda dibanting dari dalam ruangan. Peristiwa tersebut terjadi dihadapan siswa TK.
Menurut G, pria itu tampak emosional dan mulai menendang serta membanting barang sambil meneriakkan kata-kata bernada ancaman.
"Saya bergegas masuk karena khawatir terhadap anak saya. Di dalam ruangan terlihat kacaunya suasana. Anak saya terlihat syok, menangis ketakutan, bersembunyi di balik pintu," ungkapnya.
G menyebut dirinya sempat menegur pria tersebut dengan sopan, namun justru mendapat respons lantang.
"Saya pengurus yayasan!" Situasi semakin tegang hingga akhirnya G dan keluarganya memilih meninggalkan lokasi demi keselamatan.
Peristiwa ini menyisakan trauma mendalam. Menurut G, anaknya menunjukkan tanda-tanda gangguan psikologis pasca-kejadian, termasuk ketakutan berlebihan dan enggan kembali ke sekolah.
Dari hasil pemeriksaan pisikolog, bahwa anak yang menyaksikan peristiwa tersebut mengalami gangguan trauma setelah menyaksikan kejadian diluar dugaan tersebut.
"Anak saya saat ini berdasarkan hasil pemeriksaan pisikolog harus menjalanu therapy untuk menghilangkan masalah yang dihadapinya yakni trauma atas peristiwa yang dilakukan pihak yayasan," tuturnya.
Tak tinggal diam, G pun melaporkan kejadian ini ke instansi terkait, termasuk Pemerintah Kabupaten Garut, Dinas Pendidikan, dan pihak kepolisian. Ia berharap ada langkah serius dari aparat penegak hukum maupun pihak sekolah untuk menyelidiki dan menindak tegas pelaku.
"Ini bukan sekadar persoalan etika. Ini menyangkut keamanan anak-anak kita di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman. Negara harus hadir, untuk itulah pihaknya meminta penegak hukum untuk segera menangani," tegasnya.
G juga mengingatkan pentingnya penegakan hukum dan perbaikan sistem manajemen yayasan pendidikan agar tidak ada lagi anak-anak lain yang menjadi korban. ( Wildan Fadhila)