JABAR MEMANGGIL – Musim kemarau menjadi keberkahan tersendiri bagi para pengrajin gelasan. Salah satunya dirasakan industri rumahan pembuatan gelasan di desa Kutamandiri, Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat.
Salah satu pengrajin gelasan, Erwin mengatakan pembuatan gelasan pada musim kemarau ini meningkat. Bahkan dalam sehari bisa memproduksi hingga 3 ribu lusin. Gelasan ini kemudian dijual mulai dari 5 ratus rupiah hingga 10 ribu rupiah.
“Namanya kemarau, pasti produksi barang meningkat, dalam sehari bisa 30 dus ukuran besar, yaitu 3 ribu lusin,” katanya saat diwawancarai awak media, Sabtu (3/6/2023).
Erwin menambahkan, gelas tersebut di pasarkan ke Jakarta hingga keseluruhan pulau Jawa. Bahkan banyak agen- agen yang sengaja datang ke tempat tersebut untuk nanti dijual kembali.
“Kalau banyak permintaan, agak kewalahan juga untuk memenuhi stok gelasan ke pasar, karena terkendala bahan baku yang tersedia,” imbuhnya.
Diketahui bahwa Desa Kutamandiri terkenal dengan sebutan kampung gelasan, yang berdiri sejak 1990-an. Bahkan gelasan tersebut banyak diminati para penghobi layang-layang adu di berbagai daerah di Indonesia. (Hosny Noersyaf)