Aksi Bela Palestina di Cianjur Diwarnai Ajakan Boikot Usaha & Produk Israel

JABAR MEMANGGIL— Aksi bela Palestina terus merambah berbagai wilayah di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang diwarnai oleh ajakan untuk memboikot segala jenis usaha dan produk yang memiliki keterkaitan dengan Israel.

Dalam aksi tersebut, sekelompok peserta aksi mengunjungi sebuah gerai restoran cepat saji McDonald’s di Jalan Siliwangi, Kelurahan Pamoyanan, Cianjur, pada hari Minggu (5/11).

Mereka membawa bendera Palestina dan membentangkan poster dengan tulisan ‘Membeli McDonald’s berarti mendukung Israel’ dan ‘Stop Memperkaya Amerika.’

Seorang peserta aksi, Fawaid Abdul Qudus, menghimbau warga Cianjur untuk tidak membeli produk dari merek dagang yang memberikan dukungan finansial kepada Israel dalam konflik di Gaza, Palestina saat ini.

“Kami menyoroti bahwa McDonald’s, sebagai merek Amerika, diketahui memberikan dukungan finansial kepada Israel. Mereka adalah salah satu sponsornya,” ujarnya kepada awak media.

Abdul juga mengajak seluruh umat Muslim di daerah ini untuk tidak lagi membeli produk-produk asal Amerika.

“Marilah umat Islam, kita bisa mematikan ekonomi para pendukung Yahudi dengan berhenti berbelanja di gerai-gerai yang memiliki kaitan dengan mereka,” tambahnya.

Selain itu, Abdul juga menuntut pemerintah untuk memperhatikan lima hal terkait konflik di Palestina.

Pertama, ia meminta DPRD Cianjur untuk berkomunikasi dengan pemerintah pusat guna menghentikan hubungan diplomatik dengan Israel.

Kedua, ia meminta pemerintah untuk memberikan bantuan militer, kesehatan, dan bantuan logistik kepada Palestina, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ketiga, ia menyerukan kepada pemerintah pusat untuk mengeluarkan peraturan yang melarang penyebaran produk-produk yang memiliki hubungan dengan Israel.

Keempat, ia mendesak pemerintah pusat untuk mengevaluasi kembali peran Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Dan kelima, kami meminta pemerintah pusat untuk memasukkan materi anti-penjajahan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia,” pungkasnya. (Muchlis Bachtiar)

Penulis:
Redaksi
Editor:
Admin