Sekolah Hutan, Cetak Individu Sadar Alam Dan Lingkungan

Advertisement

JABAR MEMANGGIL – Pendidikan adalah salah satu kunci untuk melindungi alam dan mewarisi pengetahuan tentang keberlanjutan kepada generasi mendatang. Di tengah keprihatinan atas kerusakan hutan yang semakin mengkhawatirkan, muncul inisiatif yang menarik bernama Sekolah Hutan. Konsep ini mengusung ide belajar pada alam dan bagaimana kita dapat berperan dalam melestarikan lingkungan.

Belajar pada alam bukanlah ide baru. Para tokoh masyarakat terdahulu telah mempraktikkan kebiasaan ini, membaca tanda-tanda alam, dan mengambil hikmah dari lingkungan sekitar. Mereka menjadi bijak, berilmu, dan lebih dekat dengan Sang Pencipta melalui pemahaman alam ini.

“Belajar pada alam bukanlah ide baru. Para tokoh masyarakat terdahulu telah mempraktikkan kebiasaan ini, membaca tanda-tanda alam, dan mengambil hikmah dari lingkungan sekitar. Mereka menjadi bijak, berilmu, dan lebih dekat dengan Sang Pencipta melalui pemahaman alam in,” Ujar Kepala SekolahHutan, Eka Soeriansyah saat dijumpai di SekolahHutan Nusantara di wilayah Batu Roti Cibungbulang Kabupaten Bogor.

Dan ditambahkan Eka, bahwa SekolahHutan adalah salah satu model pendidikan modern yang meneruskan warisan ini. Di sini ( forest school-red), menurut Eka anak-anak dan siswa diajarkan berbagai keterampilan yang sesuai dengan kehidupan tumbuhan di hutan.

“Tujuan dari program SekolahHutan ini bukan hanya menghasilkan individu yang paham alam, tetapi juga dapat membaca tanda-tanda alam sebagai cara untuk menjaga keberlanjutan bumi kita,” Jelasnya. .

Terkait perekrutan siswa, Eka menjelaskan SekolahHutan akan merekrut siswa melalui jaringan komunitas yang memiliki tujuan serupa dalam melestarikan lingkungan khususnya hutan. Konsep ini sudah ada di Inggris dan Indonesia dengan istilah “sekolah alam” yang sudah banyak berkembang.

Sedangkan program SekolahHutan berlangsung selama 2 hari 1 malam dengan kurikulum tematik yang mengangkat isu-isu terkini terkait hutan, termasuk kerusakan dan kebijakan yang mempengaruhi masyarakat di pinggiran hutan.

“Ada 12 pertemuan setiap bulan, dan pada akhir semester, akan diadakan Jambore SekolahHutan. Selama program ini, mereka juga akan menciptakan aplikasi bernama “INI HUTANKU” yang diharapkan akan menjadi basis data untuk penanaman kembali dan gerakan massa siswa Sekolah Hutan, serta menjadi pedoman kebijakan tentang kondisi hutan di Indonesia,” beber Eka.

Sementara itu, SekolahHutan Nusantara yang baru didirikan tersebut adalah hasil kolaborasi berbagai lembaga dengan visi dan misi lingkungan yang sama, di bawah naungan Yayasan Jagaddhita Nusantara dan program yang ada di Susila Dharma Indonesia (SDI).

Dan Latar belakang berdirinya Sekolah Hutan adalah kekhawatiran mendalam atas kerusakan hutan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

Tahun pertama ini menjadi pilot program pergerakan untuk mengatasi masalah kerusakan hutan dan mitigasi bencana di wilayah tersebut.Program ini menurut Eka, sangat terbuka untuk umum yang memiliki visi dan misi lingkungan yang sama.

“SekolahHutan adalah langkah konkrit dalam memperkuat semangat perubahan untuk melestarikan alam kita demi masa depan yang berkelanjutan. Dengan pendidikan yang tepat, kita dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan alam kita,” Tutup Eka. (Y. Irawan)