Advertisement

Ribuan Peserta Ikuti Pasanggiri Tarucing Cakra 2025 di Unpad

 

JABAR MEMANGGIL– Sebanyak 1.341 peserta mengikuti Pasanggiri Tarucing Cakra 2025 yang diselenggarakan oleh Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) Unpad, SundaDigi, dan program studi Sastra Sunda Unpad dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Sedunia.

Lomba tersebut dibagi dalam kategori SD, SMP, SMA dan Umum dan diselenggarakan di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jl. Dipati Ukur 35 Bandung, Jumat 21 Februari 2025.

Lomba mengisi teka-teki silang dalam Bahasa Sunda ini telah diselenggarakan secara rutin hampir setiap tahun sejak tahun 2008.

Peserta mengikuti lomba berhadiah total Rp 11, 5 juta rupiah  ini dengan memanfaatkan ponsel dan jaringan internet. Sebelum melaksanakan lomba, peserta disuguhi penampilan dalang wayang golek alumni Unpad, Apep AS Hudaya (Giri Komara).

“Tujuan kegiatan ini adalah agar kita semakin mencintai bahasa dan budaya Sunda. Kami juga mengundang para mahasiswa asing yang kuliah di Unpad untuk diperkenalkan kepada salah satu dari budaya dan bahasa yang ada di Indonesia,” ujar Ketua PDP-BS Unpad, Prof. Ganjar Kurnia.

Prof. Ganjar Kurnia yang pernah menjabat Rektor Unpad periode 2007-2015 menambahkan, kegiatan ini juga memperkenalkan wayang golek kepada para pelajar agar mereka lebih mengenal salah satu bentuk budaya Sunda tersebut. Para pelajar yang hadir tampak sangat antusias mengenal wayang golek yang dibawa oleh dalang Apep AS Hudaya.

“Ini bukan sekadar untuk membuat mereka tertarik, tetapi juga memperkenalkan lebih dekat seperti apa wayang itu. Mungkin diantara mereka selama ini hanya mengenal wayang secara teori dalam buku pelajaran di sekolah. Di sini tadi kita perkenalkan dalangnya, perlihatkan bentuk wayangnya, mereka boleh memegang wayang dan juga memainkannya,” ujar Prof. Ganjar.

Salah satu guru yang hadir mendampingi siswanya, Andri Nurjaman dari SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, mengapresiasi kegiatan ini karena dapat mendorong generasi muda mencintai budaya Sunda.

“Pasanggiri ini luar biasa apalagi dibuka dengan pengenalan wayang, mengenalkan budaya Sunda kepada anak-anak sebab mereka ini merupakan generasi yang lahir di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi. Apalagi generasi muda sekarang lebih banyak yang menyukai budaya asing, seperti budaya Korea. Harapannya, kegiatan ini terus berjalan supaya generasi mud akita tidak tergerus oleh budaya asing,” ujar Andri Nurjaman.

Sementara dua peserta dari SDN 128 Haurpancuh Bandung, Almira dan Putri, mengaku senang mengikuti kegiatan lomba ini. Mereka juga tertarik dengan wayang golek yang diperkenalkan. Menurut mereka, lomba yang diselenggarakan seru, dengan kualitas soal yang susah-susah gampang. Mereka pun menilaia wayang golek yang diperkenalkan bagus dan keren.

Penulis:
Husni nursyaf
Editor:
Admin