JABAR MEMANGGIL – Bakal Calon Wali Kota Bogor, Dedie Rachim menggelar kegiatan Ngobrol Pagi alias Ngopi di Posko Bogor Beres, Jalan Ciremai Ujung, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Kamis, (11/7/2024).
Kali ini, acara Ngopi bareng Kang Dedie ini dilangsungkan bersama para komunitas lintas suku dan budaya yang ada di Indonesia.
Adapun, komunitas lintas budaya daerah yang hadir diantaranya berasal dari Sumatera Barat, Makasar, Solo, Yogyakarta, Wong Kito Bogor, Kandaga Urang Sunda, Ambon, Florest , NTT, Tapanuli, hingga Betawi.
Dedie Rachim menjelaskan, Ngopi bareng Kang Dedie mengangkat tema dalam indahnya keberagaman budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Bogor.
“Mereka yang hadir adalah perwakilan lintas suku dan budaya yang ada di Kota Bogor, bagaimana menyampaikan harapan kepada saya, pertama untuk menjaga keberagaman karena ini menjadi modal yang besar menurut saya,” kata Dedie Rachim.
Menurut dia, agenda ini sekaligus menjadi ajang mempererat tali silaturahmi yang mungkin belum banyak forum yang mempertemukan mereka dan saling mengenal satu sama lain.
“Ada harapan mereka, keberagaman yang menjadi modal besar di Kota Bogor ini harus dijadikan potensi gerakan masyarakat bukan hanya dibidang kuliner, tapi bagaimana semangat antar suku menjadi gerakan tentang kebersihan,” ucap dia.
Kemudian, bisa menghadirkan gerakan penanganan sosial, hingga gerakan bagaimana mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan.
“Itu yang mereka sampaikan ke kita, harapan besar ini harus kita wujudkan bukan hanya kita tampung saja, misalkan mereka punya saran dan ide,” katanya.
Salah satu contohnya, bagaimana memberikan ruang untuk membuat festival kuliner lintas suku dan budaya yang ada di Kota Bogor. Seperti diketahui, saat menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bogor dirinya pernah memfasilitasi festival kuliner Aceh yang berlangsung di Plaza Balai Kota.
Lebih lanjut, Kota Bogor menjadi cerminan keberagaman yang dibangun dari berbagai macam Latarbelakang suku bangsa, ras dan keturunan yang menjadikan sampai saat ini menjadi kebanggaan.
“Karena memang jarang daerah lain, dengan beragam suku bangsa kemudian guyub, dan sangat cair,” tandas Dedie Racim. ( Y.Irawan/*)