Advertisement

SKCK Goes to School, Harmoni Terpancar di Lingkungan Pelajar

Cara Polresta Bogor Kota Cegah Tawuran

Advertisement

JABAR MEMANGGIL – Polresta Bogor Kota mengambil langkah proaktif untuk mengatasi masalah tawuran remaja dengan menggelar “SKCK goes To School” di Bogor Edu Fair and Competition 2024 di Mall Boxis 123 Kota Bogor Minggu ( 05/05/2024). Tujuan dari kegiatan tersebut untuk mengedukasi pelajar dan orang tua yang hadir pada kegiatan Bogor Edu Fair 2024, akan pentingnya sosialisasi SKCK sejak dini agar pelajar yang akan melakukan tindakan yang bersentuhan dengan hukum bisa di minimalisir.

Dalam event tersebut, remaja diajak untuk memahami pentingnya memiliki SKCK sebagai salah satu langkah untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai. Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi polisi untuk mendekatkan diri dengan generasi muda serta memberikan pemahaman tentang konsekuensi hukum dari perilaku tawuran dan perundungan.

Kapolresta Bogor Kota, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Bismo Teguh Prakoso menegaskan bahwa pencegahan tawuran harus dimulai dari pembinaan dan edukasi sejak dini. Dengan mengintegrasikan kegiatan ini dalam ajang Bogor Edu Fair and Competition 2024, diharapkan pesan tersebut dapat disampaikan secara lebih efektif kepada para remaja.

“Acara “SKCK goes To School” ini juga menarik perhatian para pengunjung Bogor Edu Fair and Competition 2024 yang datang dari berbagai kalangan, baik pelajar maupun orang tua. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi salah satu langkah konkret dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai bagi masyarakat Bogor,” Jelas Bismo.

Kedekatan Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso bersama dengan peserta SKCk Goes To School pada event Edu Fair and Competition di Mall Boxies 123 Kota Bogor ( 5/5/2024) ( Jabar Memanggil/IST)

Grup WhatsApp Polisi, Pelajar dan Orang Tua

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, mengungkapkan bahwa ia memiliki grup WhatsApp yang beranggotakan pelajar dan orang tua. Tujuan dibentuknya grup tersebut adalah untuk memfasilitasi komunikasi antara kepolisian, pelajar, dan orang tua guna mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan masalah tawuran serta masalah remaja lainnya di wilayah Bogor Kota.

Dalam grup WhatsApp tersebut, Kapolresta Prakoso berharap dapat lebih mendekatkan diri dengan pelajar dan orang tua, serta membangun kolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi remaja. Melalui platform tersebut, informasi terkait program-program pencegahan tawuran dan kegiatan positif untuk remaja juga dapat disampaikan secara lebih efektif.

“Langkah ini merupakan salah satu upaya konkret Polresta Bogor Kota dalam mengimplementasikan konsep polisi yang humanis dan proaktif dalam berinteraksi dengan masyarakat, khususnya dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan remaja. Dengan adanya kolaborasi antara kepolisian, pelajar, dan orang tua, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih harmonis dan aman di Bogor Kota,” Tegas Bismo, Perwira Menengah Lulusan terbaik Akpol 2001 dan peraih Adhi Makayasa.

Dampak Positif Grup WhatsApp bagi Pelaku Tawuran dan Orang Tua

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, memaparkan hasil luar biasa dari grup WhatsApp yang ia kelola, yang terdiri dari sekitar 400 orang, termasuk anak-anak pelaku tawuran dan para orang tua mereka. Dalam testimoninya, Prakoso mengungkapkan bahwa program “SKCK goes To School” telah memberikan dampak yang signifikan bagi partisipan grup tersebut.

” Sebelumnya, banyak dari anak-anak pelaku tawuran tersebut tidak memiliki keteraturan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tidak menata tempat tidur. Namun, setelah mengikuti program “SKCK goes To School”, mereka mulai menata tempat tidur mereka dengan lebih rapi. Selain itu, sebelumnya jarang menyapa atau mencium tangan orang tua saat berangkat sekolah, namun sekarang mereka menjadi lebih sering melakukannya,’ Paparnya.

Testimoni tersebut menjadi bukti nyata bahwa program pencegahan tawuran dan pendekatan yang dilakukan melalui grup WhatsApp telah memberikan dampak positif dalam kehidupan anak-anak pelaku tawuran dan hubungan mereka dengan orang tua. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang holistik dan kolaboratif dalam menangani masalah remaja di masyarakat. ( Y. Irawan)