JABAR MEMANGGIL – Lulu Hypermarket QBIG BSD, Tangerang, Jumat (2/2/2024) menggelar Festival Daging Kerbau India mulai tanggal 2 hingga 4 Februari, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap daging kerbau sebagai pilihan utama.
Luthfi Husin, Direktur Corporate Affair Lulu Hypermarket, menjelaskan bahwa acara ini merupakan langkah untuk memperkenalkan daging kerbau kepada masyarakat.
“Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah 80 ribu rupiah per kilogram, menjadikan daging kerbau ini sangat kompetitif jika dibandingkan dengan daging dari negara lain,” ujar Luthfi Husin.
Lulu Hypermarket juga berusaha meningkatkan konsumsi protein hewani di kalangan masyarakat dengan meneliti olahan makanan Indonesia yang cocok menggunakan daging kerbau, seperti rendang.
Luthfi Husin menjelaskan, “Kami memiliki perusahaan import dan distributor sendiri, sehingga stok daging kerbau selalu tersedia. Kami yakin bahwa daging kerbau memiliki potensi besar di pasar Indonesia.”
Meskipun target penjualan bukan tujuan utama, Lulu Hypermarket memiliki mandat untuk meningkatkan pasar daging kerbau di Indonesia. Sebagai langkah awal, festival ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat yang masih belum terlalu familiar dengan daging kerbau, termasuk anggapan bahwa daging kerbau cenderung keras.
Festival Daging Kerbau di Lulu Hypermarket Menerima Apresiasi dari Bapanas
Dalam upaya meningkatkan ketersediaan pangan, Lulu Hypermarket menggelar Festival Daging Kerbau yang mendapatkan apresiasi dari Andriko Noto Susanto, Deputi I Keanekaragaman Bapanas. Dalam wawancara, Andriko Noto Susanto mengungkapkan bahwa ketersediaan protein, terutama daging kerbau, memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
“Ketersediaan daging kerbau di nomor empat dari jenis daging yang dikonsumsi oleh masyarakat karena harganya yang mahal dan biasanya hanya dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah. Upaya pemenuhan seperti yang dilakukan oleh Lulu Hypermarket patut diapresiasi agar masyarakat dapat memiliki akses mudah dan harga terjangkau,” ungkap Andriko.
Deputi I Keanekaragaman Bapanas juga menyoroti pentingnya meningkatkan produksi daging dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
“Kita masih butuh impor untuk pemenuhan kebutuhan, namun yang terpenting adalah bagaimana meningkatkan produksi dalam negeri agar tidak bergantung sepenuhnya pada impor,” tambahnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai harga daging kerbau yang mencapai 80 ribu rupiah, Andriko menyatakan bahwa pemerintah perlu menjaga stabilitas harga.
“Kita ingin meningkatkan konsumsi daging, namun harga harus tetap terjangkau. Salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan produksi dalam negeri agar harga dapat bersaing,” jelasnya.
Dalam menghadapi persaingan dengan daging impor yang harganya lebih murah, Andriko menekankan perlunya meningkatkan konsumsi daging lokal untuk mendukung peternakan dalam negeri.
“Produksi daging dalam negeri perlu ditingkatkan agar harga dapat bersaing, sehingga konsumsi daging impor yang murah tidak membuat peternakan lokal tidak kompetitif,” tutupnya. ( Y. Irawan)