JABAR MEMANGGIL– Ruang kelas SDN Tanjungsari 3 di Cianjur, Jawa Barat, mengalami ambruk setelah hujan deras. Akibatnya, siswa terpaksa belajar di luar menggunakan terpal. Meskipun pihak sekolah telah mengajukan perbaikan beberapa kali sebelumnya, keadaan sekolah semakin memprihatinkan karena belum ada tindakan dari dinas terkait.
Saat ini, siswa kelas satu dan dua belajar di halaman sekolah dengan alas terpal, sementara siswa kelas tiga menggunakan mushola. Beberapa siswa bergantian ruangan dengan kelas lain karena kondisi bangunan yang mengkhawatirkan. Puluhan orang tua siswa memilih memindahkan anak mereka ke sekolah lain karena kekhawatiran dan ketidaknyamanan dengan kondisi sekolah yang meresahkan.
Kepala Sekolah SDN Tanjungsari 3, Nandang Rustandi, menyatakan bahwa sebelum ambruk, beberapa ruang sekolah sudah mengalami kerusakan parah. Bangunan ini hanya direnovasi sekali pada tahun 2011 setelah dibangun pada tahun 2002. Meskipun kondisinya memprihatinkan, belum ada upaya perbaikan hingga saat ini, menyebabkan bangunan semakin lapuk dan akhirnya ambruk.
Ruang kelas yang membahayakan siswa sebelum ambruk telah dikosongkan karena kayu-kayunya tidak kuat menahan beban genting yang lapuk. Meskipun sekolah sudah melaporkan ke dinas terkait sebelumnya, perbaikan belum dilakukan. Bangunan yang lapuk, fasilitas pendukung yang rusak, seperti bangku, meja, dan buku pelajaran, membuat ruang kelas menjadi tidak layak untuk digunakan.
Ambruknya ruang kelas satu dan dua memaksa seluruh siswa belajar di luar dengan terpal, sedangkan kelas tiga menggunakan mushola. Sekolah berharap perbaikan segera dilakukan untuk memastikan siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman. Mereka juga berharap tidak ada lagi siswa yang pindah ke sekolah lain karena kekhawatiran terhadap kondisi bangunan.
“Dengan kondisi bangunan seperti ini, tidak sedikit siswa yang pindah ke sekolah lain karena orang tua mereka merasa khawatir. Pihaknya sudah melaporkan kondisi bangunan sekolah ini sebelum ambruk ke dinas terkait, namun sampai saat ini belum ada realisasinya, dan jawabannya sudah masuk anggaran Tahun 2024,” ungkap Kepala Sekolah.
Meski bangunan dan fasilitas terbatas, semangat para siswa untuk belajar tidak surut. Salah satu siswa, Nasrifa, lebih nyaman belajar di halaman sekolah daripada dalam ruangan karena khawatir terjadi ambruk susulan. Meskipun menggunakan terpal, siswa kelas satu dan dua tetap fokus mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru mereka. ( Muchlis Bachtiar)