JABAR MEMANGGIL – Salah satu penulis Blora, Ahmad Adirin menerbitkan buku yang ketiga. Buku tersebut berjudul ‘Ketut Sanjaya, Jejak Kesenian Si Anak Dangdut’.
Ahmad Adirin yang juga aktif sebagai salah satu jurnalis di media nasional ini mengaku, bahwa buku ketiga ini sebenarnya mulai disusun pada tahun 2022 lalu.
“Mulai digarapnya akhir tahun 2022 lalu, selesainya awal tahun 2023. Dan baru bisa diterbitkan akhir tahun ini,” ujarnya kepada wartawan, ditulis Senin (11/12/2023).
Menurutnya, penyusunan buku tentang Jejak Ketut Sanjaya yang digarap hampir satu tahun baru bisa diterbitkan ini melibatkan peran serta sejumlah pihak.
Yaitu Ahmad Adirin melibatkan Ahmad Apriyono selaku Editor, Rasyid Hidayat selaku Tata Letak, dan Aisyah Bella Indriani selaku Perancang Sampul.
Ia mengaku, bahwa dari pihaknya sebagai salah satu tim penyusun tidak mengadakan kegiatan launching buku tersebut.
“Dari saya secara pribadi tidak ada launching seperti penerbitan buku sebelumnya. Kalau dari Mak e Ketut Sanjaya selaku narasumber primer buku kurang tahu ya, bisa tanya sendiri ke beliaunya,” ucapnya.
Dijelaskan, bahwa sekilas buku yang diterbikan ini berisi pengalaman dari Ketut Sanjaya yang bisa jadi edukasi khususnya untuk kalangan perempuan.
“Buku ketiga ini mengulas jejak kesenian Mak e Ketut Sanjaya selaku tokoh seniman dangdut. Dari mulai kecil hingga sekarang menjadi anggota dewan berturut-turut hingga yang ke tiga kalinya,” jelas Ahmad Adirin.
Diketahui, buku setebal 108 halaman dengan empat bagian ini diawali bahasan Kata Pengantar dari Siti Rochmah Yuni Astuti atau yang lebih akrab disapa Ketut Sanjaya, dan Kata Pengantar dari Bupati Blora H Arief Rohman.
Pada bagian satu, pembaca akan disuguhi kisah awal dari narasumber primer buku ini, yaitu Ketut Sanjaya. Dari Sejarah Singkat Dangdut, Dangdut Dan Politik, Masa Kecil, Munculnya Nama Ketut Sanjaya, Membongkar Stereotip Perempuan.
Pada bagian dua, ditampilkan berbagai perjuangan Ketut Sanjaya ketika dirinya berusaha mematahkan stereotip perempuan di daerahnya. Hal itu ditampilkan dalam tulisan Saatnya Politisi Perempuan Bicara, Ayo Perempuan Ambil Peran Sekarang, Affirmative Action Kau Perempuan, Tolak Politik Uang, Jangan Alergi Politik, Tantangan di Masa Depan.
Kemudian pada bab tiga, disajikan pencapaian Ketut Sanjaya yang menang dalam kontestasi politik, bahkan tiga periode berturut-turut. Kisah itu tertulis pada tulisan Pemilu di Blora.
Bagian empat berisi tentang refleksi peran kaum perempuan dalam dunia politik. Hal tersebut dituangkan dalam tulisan Penutup.
Di akhir buku, termuat kesan Ketut Sanjaya dari kacamata orang lain, diantaranya dari tokoh ketua sedulur seniman Blora, pemain seruling profesional, hingga beberapa finalis kontes dangdut televisi. Kesan-kesan tersebut termaktub pada tulisan Kata Mereka.
Sebelumnya, diketahui buku kedua yang disusun Ahmad Adirin yakni tentang ‘Ngaji Bareng Abah Yai Muharror Ali’. Kemudian, sebelumnya buku pertama yang dulu sempat best seller yang disusun berjudul ‘Mengawal Program Bantuan Pangan di Blora’.
Dari karya-karya Ahmad Adirin tersebut, kabarnya saat ini juga sedang memproses penyusunan buku lainnya lagi.
“Ya, ini bukunya Gus Arief (sapaan Bupati Blora) sedang dalam proses pengerjaan. Juga tentang lainnya. Ditunggu saja, insyaalloh tahun depan terbit,” kata Ahmad Adirin memungkasi. (*)