Advertisement

Dugaan Korban TPPO: PMI Asal Cianjur Meninggal di Kamboja, Keluarga Minta Bantuan Pemerintah

JABAR MEMANGGIL– Sebuah video yang viral menunjukkan seorang ayah asal Cianjur, Jawa Barat, memohon bantuan kepada Presiden dan Prabowo Subianto untuk membantu memulangkan jenazah anaknya yang meninggal di Kamboja.

Keluarga korban menuding bahwa Muhammad Abdul Fatah menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), karena pihak sponsor dan perusahaan tempatnya bekerja tidak bertanggung jawab, menyebabkan jenazah tertahan selama lebih dari sepekan di rumah sakit Kamboja.

Sebelum meninggal, Alamrhum kerap mengeluhkan sakit kepada keluarganya dan merasa ditekan di tempat kerjanya. Sebagai respons, korban meminta keluarganya untuk menghubungi orang yang memberangkatkannya agar dapat membantu pemulangan. Namun, upaya keluarga terbentur oleh oknum sponsor berinisial (R), yang meminta uang sebesar 20 juta rupiah untuk mengurus pemutusan kontrak kerja korban. Hingga berita ini ditulis, (R) kabur dan tidak bisa dihubungi.

Perusahaan tempat korban bekerja juga menolak bertanggung jawab, menyebabkan jenazah tertahan di rumah sakit Kamboja. Dugaan bahwa korban menjadi korban TPPO semakin menguat. Video yang menampilkan ayah korban memohon bantuan kepada Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah menjadi viral di media sosial.

Nurdin Kuswandi, ayah korban, menyampaikan permohonan bantuan dengan harapan agar jenazah anaknya dapat segera dipulangkan ke kampung halaman di Cianjur Selatan. Ia juga mengungkap bahwa sebelumnya, anaknya ditawari pekerjaan di Thailand dengan gaji menggiurkan oleh tetangganya yang mengaku sebagai sponsor. Namun, korban malah dipekerjakan di Kamboja sejak bulan Mei lalu.

“saya bapaknya Muhammad Abdul Fatah, saya meminta bantuan kepada bapak Jokowi, beserta bapak Prabowo untuk memulangkan anak saya ke kampung halaman di Cianjur Selatan, karena anak saya meninggal di Kamboja, saya memohon bantuannya agar jenazah anak saya secepatnya bisa dipulangkan, terimakasih atas perhatiannya untuk memulangkan jenazah anak saya.” Ujar Nurdin Kuswandi (Ayah Korban) dalam Video Viralnya

Ketua ASTAKIRA Kabupaten Cianjur, yang juga kuasa hukum keluarga korban, menjelaskan bahwa keluarga sudah meminta klarifikasi sebelum keberangkatan korban terkait visa Kamboja, namun dikelabui oleh pelaku yang mengatakan Kamboja adalah ibu kota Thailand. Pihak keluarga tidak mengetahui jenis pekerjaan korban, menimbulkan kecurigaan bahwa korban telah menjadi korban TPPO.

“Ya karena pelaku mengiming-imingi gaji sebesar tujuh ratus US dollar per bulan dan akan bekerja di kantoran bagian komputer di thailand tapi pada kenyataannya kerja di kamboja.” Jelasnya.

Keluarga juga meminta KBRI Kamboja memberikan laporan medis yang dapat menjelaskan penyebab kematian almarhum. Ada indikasi bahwa korban telah mendapat tekanan di tempat kerja, dan jika tidak mencapai target, korban akan dijual kembali ke Laos.

Kuasa hukum keluarga berkoordinasi dengan KBRI Kamboja, berharap jenazah Muhammad Abdul Fatah dapat segera dipulangkan ke desa Cibodas, kecamatan Cijati, kabupaten Cianjur. Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Cianjur dan sedang ditangani oleh pihak kepolisian. (Muchlis Bachtiar)

Penulis:
Redaksi
Editor:
Admin