JABAR MEMANGGIL-Pelaksanaan kebijakan dan program-program pemerintah terkait stunting seringkali dihadapkan pada kesulitan implementasi. Oleh karena itu, Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bertekad untuk terus mengawasi dan menjadi penjaga kebijakan serta program akselerasi penurunan stunting di Indonesia.
Sejalan dengan itu, DPR mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkoordinasi dan berkolaborasi secara sinergis dalam upaya pencegahan stunting.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Netty Prasetiyani Heryawan, Anggota Komisi IX DPR RI, dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Kota yang digelar di Kopo Square Margahayu Tengah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Selasa, (21/11/ 2023). Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018, Ahmad Heryawan, dan Ketua Tim Kerja Penguatan Kemitraan BKKBN Jawa Barat, Herman Melani.
Dalam presentasinya, Netty berbagi pengalaman tentang pertemuan dengan Menteri Kesehatan, di mana mereka membahas program dan kebijakan stunting berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) terkait penanganan stunting. Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa bayi atau anak yang mengalami stunting harus dirujuk atau mendapatkan perawatan.
Lebih lanjut, Netty menjelaskan bagaimana Menteri Kesehatan menyoroti pembangunan Posyandu Prima sebagai salah satu upaya pencegahan stunting. Posyandu ini, menurutnya, diharapkan dapat beroperasi setiap hari dengan personel, sarana, dan prasarana yang lengkap. Namun, Netty menyatakan ketidaksetujuannya terhadap konsep tersebut dengan menyebutnya sebagai ‘nonsens.’
Netty, yang memiliki pemahaman mendalam mengenai kondisi Posyandu, mencatat bahwa seringkali kadernya ditinggalkan saat mendampingi Achmad Heryawan selama masa jabatan gubernur.
“Meskipun Posyandu Prima ini dijanjikan untuk buka praktik setiap hari dengan melibatkan dokter, perawat, dan bidan, saya menyatakan pendapat saya bahwa itu tidak masuk akal,” tegasnya.
Saat berdiskusi tentang stunting dengan Menteri Kesehatan, Netty menekankan pentingnya mengadopsi naratif dan frasa baru. Dia menyarankan agar tidak lagi menggunakan istilah penurunan atau penanganan, melainkan menggantinya dengan pencegahan.
“Saya menyampaikan kepada Pak Menteri agar kita tidak lagi menggunakan kata-kata penurunan atau penanganan, melainkan menggantinya dengan narasi dan diksi baru. Beliau sangat setuju, karena apa yang kita lakukan bukanlah tentang penurunan, tetapi lebih pada pencegahan agar tidak ada penambahan kasus stunting baru,” ungkap Netty.
Netty menegaskan bahwa penanganan stunting harus lebih dari sekadar angka statistik; itu harus melibatkan intervensi yang konkret. Dia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam upaya ini dengan tekad yang kuat. (Rony Halim)